Rabu, 04 September 2013

Pengobatan Diabetes melitus secara kreatif dengan berbasis evidence based medicine.



Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Secara umum DM dibagi menjadi 2 Tipe
 
Gejala
·         Poliuria,
·         polidipsia,
·         polifagia,
·         penurunan berat badan,
·         cepat merasa lelah (fatigue),
·         iritabilitas, dan
·         pruritus (gatal-gatal pada kulit)

Kriteria penegakan diagnosis DM
 
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Tujuan utama
-          Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal  
-          Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes

1. Motivasi diri
Keinginan yang kuat untuk sembuh dari suatu penyakit sangatlah besar persentasenya antara 10% - 40%. Saat ditanya kepada pasien yang menderita penyakit Diabetes melitus, apakah Bapak/Ibu ingin penyakitnya sembuh, jika jawababnya “ YA SAYA INGIN SEHAT (apa yang saya lakukan) “ maka 10 % penyakitnya akan sembuh karena pikiran bawah sadarnya akan memacu dirinya untuk lebih bersemangat menjalani hidup sehingga penyakit pun sulit untuk masuk, keinginan untuk sembuh ini bahkan bisa mencapai 50 % keberhasilannya. Jika seorang pasien tidak mempunyai keinginan untuk sembuh bahkan cenderung tidak perhatian dengan penyakitnya, obat semahal apapun tidak bisa mengobatinya, bahkan sia-sia saja. Motivasi itulah kunci yang pertama untuk mengobati suatu penyakit.

2. Menerapkan gaya hidup sehat ( Life Stile )
-          Pengaturan Diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%, sesuai dengan kecukupan gizi baik.
-           Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.

3. Terapi Obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat  belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.

              1.       TERAPI INSULIN
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.

-          Pengendalian Sekresi Insulin
Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan oleh tubuh untuk menstabilkan kadar gula darah. Apabila kadar gula di dalam darah tinggi, sekresi insulin akan meningkat. Sebaliknya, apabila kadar gula darah rendah, maka sekresi insulin juga akan menurun.
-          Mekanisme Kerja Insulin
Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
-          Cara pemberian
Penyerapan paling cepat terjadi Bila disuntikkan di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Jika disuntikkan secara intramuskular dalam, maka penyerapan akan terjadi lebih cepat, dan masa`kerjanya menjadi lebih singkat.

2.      TERAPI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk membantu penanganan pasien DM Tipe II.

   A.    Sulfonilurea
Contoh : Glibenklamida, Glipizida, Glikazida, Glimepirida, Glikuidon
Mekanisme : Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β pankreasnya masih berfungsi dengan baik.

   B.     Biguanida
Contoh : Metformin
Mekanisme : Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.

   C.    Tiazolidindion
Contoh : Pioglitazone
Mekanisme : Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin.

   D.    Inhibitor α- glukosidase
Contoh : Acarbose, Miglitol
Mekanisme : Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan yang mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah.

Itulah Pengobatan Diabetes Melitus secara kreatif dengan berbasis evidence based medicine, semoga bermanfaat.