Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Secara umum DM dibagi menjadi 2 Tipe
Gejala
·
Poliuria,
·
polidipsia,
·
polifagia,
·
penurunan berat badan,
·
cepat merasa lelah (fatigue),
·
iritabilitas, dan
·
pruritus (gatal-gatal pada kulit)
Kriteria
penegakan diagnosis DM
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Tujuan utama
-
Menjaga agar kadar
glukosa plasma berada dalam kisaran normal
-
Mencegah atau
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes
1. Motivasi
diri
Keinginan yang kuat untuk sembuh
dari suatu penyakit sangatlah besar persentasenya antara 10% - 40%. Saat
ditanya kepada pasien yang menderita penyakit Diabetes melitus, apakah
Bapak/Ibu ingin penyakitnya sembuh, jika jawababnya “ YA SAYA INGIN SEHAT (apa
yang saya lakukan) “ maka 10 % penyakitnya akan sembuh karena pikiran bawah
sadarnya akan memacu dirinya untuk lebih bersemangat menjalani hidup sehingga
penyakit pun sulit untuk masuk, keinginan untuk sembuh ini bahkan bisa mencapai
50 % keberhasilannya. Jika seorang pasien tidak mempunyai keinginan untuk
sembuh bahkan cenderung tidak perhatian dengan penyakitnya, obat semahal apapun
tidak bisa mengobatinya, bahkan sia-sia saja. Motivasi itulah kunci yang
pertama untuk mengobati suatu penyakit.
2.
Menerapkan gaya hidup sehat ( Life Stile )
-
Pengaturan Diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, protein 10-15%,
dan lemak 20-25%, sesuai dengan kecukupan gizi baik.
-
Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau
lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan
memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan
juga meningkatkan penggunaan glukosa.
3. Terapi
Obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil mengendalikan kadar glukosa
darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan
terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin,
atau kombinasi keduanya.
1. TERAPI INSULIN
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita
DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita
rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya,
maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar
metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.
-
Pengendalian Sekresi Insulin
Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan oleh
tubuh untuk menstabilkan kadar gula darah. Apabila kadar gula di dalam darah
tinggi, sekresi insulin akan meningkat. Sebaliknya, apabila kadar gula darah
rendah, maka sekresi insulin juga akan menurun.
-
Mekanisme Kerja Insulin
Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pankreas akan
langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin
yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam
sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat
masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya
sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi
energi sebagaimana seharusnya.
-
Cara pemberian
Penyerapan paling cepat terjadi Bila disuntikkan di
daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas dan bokong. Jika
disuntikkan secara intramuskular dalam, maka penyerapan akan terjadi lebih
cepat, dan masa`kerjanya menjadi lebih singkat.
2. TERAPI
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan untuk
membantu penanganan pasien DM Tipe II.
A. Sulfonilurea
Contoh : Glibenklamida, Glipizida, Glikazida, Glimepirida,
Glikuidon
Mekanisme : Merangsang sekresi insulin di kelenjar
pankreas, sehingga hanya efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β
pankreasnya masih berfungsi dengan baik.
B. Biguanida
Contoh : Metformin
Mekanisme : Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan
produksi glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.
C. Tiazolidindion
Contoh : Pioglitazone
Mekanisme : Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap
insulin. Berikatan dengan PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma)
di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin.
D. Inhibitor α- glukosidase
Contoh : Acarbose, Miglitol
Mekanisme : Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan
yang mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam
darah.
Itulah Pengobatan Diabetes Melitus
secara kreatif dengan berbasis evidence based medicine, semoga bermanfaat.