INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS
Konsep Utama
- Kebanyakan Infeksi saluran pernapasan atas nonspesifik disebabkan oleh virus, bukan bakteri, etiologi dan pemecahannya cenderung secara spontan.
- Setiap kali antibiotik di atur untuk suatu unfeksi saluran pernafasan atas, diperoleh meningkatnya resiko dari pemilihan dan membawa pada organisme resisten yang dapat diberikan pada orang lain. Ini dapat mendorong ke arah kegagalan penggunaan antibiotik masa yang akan datang.
- Amoxicillin adalah obat yang dipilih untuk otitis media akut. Untuk pasien yang dicurigai mempunyai infeksi atau yang beresiko tinggi infeksi dengan resisten terhadap Strepcoccus pneumoniae, amoxicillin dosis tinggi harus di recepkan.
- Vaksinasi yang melawan influenza dan pneumococcus dapat menurunkan resiko otitis media akut, kususnya dalam hal ini terjadinya kumat.
- Penyebab oleh Virus dan bakteri sinusitis adalah sulit untuk dibedakan karena keberadaan klinis mereka adalah sama. Infeksi oleh virus, bagaimanpun cenderung untuk pemecahanya 7 sampai 10 hari. Penanganan gejala di luar waktu ini mungkin mengindikasikan suatu infeksi hasil bakteri.
- Amoxicillin adalah pengobatan yang ditetapkan pertama untuk sinusitis bakterial akut. Semenjak tidak adanya perbedaan dalam hasil klinis antara antibiotik, keuntungan dari amoxicillin meliputi proveneffisasi dan keamanan, bersifat spektrum sempit sempit yang meminimalkan timbulnya resisten, toleransi yang baik, dan harganya murah.
- B- hemolytic Streptococcus Gorup A (S. pyogenes) adalah yang paling umum bakteri penyebab paringitis, dan mewakili persentase kecil dari penyebab paringitis, itu hanya bentuk kejadian umum dari paringitis akut untuk indikasi terapi antimikroba.
- Pengobatan antimicrobial dari paringitis harus dibatasi dalam hal klinisnya dan corak epidemologis dari antimikroba Streptococcus grup A paringitis dengan positifnya tes laboratorium.
- Bukti pengobatan Streptococcus pharyngitis Gorup A mencegah demam rematik diperoleh semata-mata dari studi penggunaan penicillin intramuscular depo jaringan. Pemberian Penicillin dengan rute lain telah diasumsikan memeberikan efek yang sama. Kemampuan dari antibiotik lain untuk membasmi Streptococcus Grup A telah mendorong dimasukkannya agen ini juga mencegah demam rematik.
Infeksi saluran pernapasan atas termasuk kedalamnya,
otitis media, sinusitis, pharingitis, laryngitis (batuk disertai sesak napas
pada anak-anak ), rhinitis, dan
apiglottitis. Infeksi ini adalah bertanggung jawab untuk mayoritas peresepan
antibiotic dalm praktek yang berjalan di Amerika serikat. Pada tahun 1998,
diperkirakan biaya untuk otitis media adalah $ 3 sampai $ 4 milliar di amerika
Serikat dan $ 600 juta di Canada.
1.
Kebanyakan Infeksi saluran
pernapasan atas nonspesifik disebabkan oleh
virus, bukan bakteri, etiologi dan
pemecahannya cenderung secara spontan.
Strategi untuk membatasi tidak diperlukanya penggunaan
antibiotic telah dikembangkan dalam suatu usaha untuk menunjuk masalah
meningkatnya resistensi antabakteri dihubungkan dengan penggunaan antibiotik. Ini
terutama penting untuk Streptococcus
pneumoniae, yang menjadi baketri penyebab meningitis, pneumonia,
otitis media, dan sinusitis. Di Canada , rata-rata dari 15 yang meninggal per
tahun dikaitkan dengan S.pneumonia dilaporkan
adalah anak-anak dibawah umur 5 tahun.
Dalam bab ini akan di fokuskan terutama pada otitis media,
pharingitis, dan sinusitis karena infeksi ini adalah sering disebabkan bakteri
aslinya, dan pengobatan antibiotic yang
sesuai dapat mengurangi angka kematian
dan berpotensi mencegah komplikasi.
OTITIS MEDIA
Otitis media adalah inflamasi pada telinga bagian
tengah. Diagnosis dari otitis media akut meliputi tanda dan gejala dari infeksi
telinga bagian tengah., seperti otalgia, demam, dan sifat cepat marah, seperti
adanya cairan pada telinga bagian tengah. Otitis media efusi ditandai, dengan
adanya cairan di rongga telinga bagian tengan tanpa disertai peradangan akut.
Otitis media sebagian besar umumnya pada
anak bayi dan anak-anak, 75% dari penderita sedikitnya satu kasus oleh umur 1 tahun. Kira-kira 20 % dari penyebab
otitis terjadi pada orang dewasa, terutama
dengan riwayat infeksi ini pada masa anak-anak. Tabel 107-1 daftar
faktor resiko pada otitis media. Faktor resiko pada otitis media berhubungan
dengan resisten pathogen meliputi (1) Day
care attendance, (2) ekspos antibiotic utama, (30 umur dibawah 2 tahun.
PATOFISIOLOGI
Otitis media akut selalu membawa virus infeksi saluran pernapas atas yang
menyebabkan disfungsi ongga Eustacius dan bengkaknya mukosa di telinga bagian
tengah. Bakteri dan virus yang menduduki nasopharing begitu masuk telinga
bagian tengah dan tidak dibersihkan dengan baik oleh system rambut mucosa,
didalamny bakteri akan berkembang biak
dan menyebabkan infeksi. Anak-Anak cenderung untuk lebih peka terkena otitis
media dari orang dewasa karena anatomi rongga eustacius mereka adalah pendek
dan datar, memfasilitasi bakteri masuk
ke telinga bagian tengah.
MIKROBIOLOGI
Bakteri S.
pneumonia adalah paling umum penyebab otitis media akut, dengan kejadian
20% sampai 35 %. Bakteri Non tipeable Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis
adalah yang pertama bertanggung jawab secara berturut dari 20% sampai 30% dan
20% dari kasus. Organisme bakteri yang lebih sering berhubungan dengan otitis
media meliputi Staphylococcus aureus,, S.
pyogenes, dan bacillus gram negative seperti pseudomonas aeruginosa. Pada
20 sampai 30% dari kasus, tidak ditemukan bakteri pathogen, dan pada 44 %,
etilogi oleh suatu virus ditemukan dengan atau tanpa kontaminan bakteri.
RESISTENSI BAKTERI
Resistensi
bakteri untuk terapi antimikroba pada otitis media akut adalah berhubungan
dengan pertumbuhan, terutama tampak pada meningkatnya level dari obat resisten S. pneumoniae. Data dari United States
(1999-2000) mengindikasikan bahwa 8,3% sampai 34,2 % dari semua isolate S.pneumonia adalah tidak peka penicillin ( minmum
inhibitor concentration[MIC]= 0,12-1 mcg/ml), 12,2% sampai 21,5% adalah sangat
resisten penicillin (MIC ≥2 mcg/ml), dan
tingkat tarip ini adalah sangat variabel berdasarkan pada perbedaan
regional. Data Canada dari pengisolasian
dikumpulkan antara 1997 sampai 2002
mengindikasikan bahwa 20,2 5 dari isolat S.pneumoniae
adalah tidak peka penicllin. Tingginya
level resistensi penicillin meningkat dari 2,4 % sampai 13,8% dari 1999 sampai
2002, dan banyaknya obat resistensi
dilaporakan 8,8% di tahun 2002. banyaknya obat resisten di United Stated
dilaporkan sebesar 12,2% sampai 22,4 % dari isolate S.pneumoniae. Banyaknya obat resistensi adalah
menggambarkan resistensi kontaminan untuk sedikitnya
tiga kelas antibiotik berbeda. Resistensi antibiotik pada tingkat lain
β-lactams (turunan penicillin seperti cephalosporin), golongan makrolida
(azitromysin dan klaritomisin), klindamicin, trimetropin sulfametoksazol,
tetrasiklin, dan fluoroquinolon juga harus dipertimbangkan. Dalam otitis media,
pengobatan antibiotic β-lactams umumnya dipertimbangkan bila pasien alergi dengan penicillin atau
terjadinya kegagalan pengobatan.
Resistensi S.
pneumoniae untuk amoxicillin dengan tanpa clavulanasi dilaporkan mencakup
dari 1% sampai 4%. Generasi kedua Cephalosporin yang lebih aktif cefuroxim dan
ceprozil, diikuti oleh cefixim dan cefaklor, dengan tingkat resistensi dari 6%
sampai 12% di Canada dan kira-kira 255 sampai 50% di United State. Diperkirakan
tingkat rsistensi untuk kelas individu adalah klaritromin (8% sampai 26%),
trimetropin sulfametoxazol (16% sampai 30%), doxisiklin 4% dan levofloxasin 1%.
Antibiotik β-laktams dihasilkan oleh H. influenzae dan M. catarrhalis ditemukan 23% sampai 35%
dan naik sampai 100% dari infeksi pasien secara berturut-turut. Itu pentingnya
untuk mencatat kepekaan
berlain-lainan daerah geograpis,
terutama untuk H. influenzae. Dimana
organisme ini mendorong penyebab infeksi yang lebih mungkin untuk ditangani
secara spontan seperti membandingkan dengan S. pneumoniae, mereka masih pathogen yang
harus dibukukan untuk terutama dalam kegagalan pengobatan.
Resistensi bakteri menigkat dengan penggunaan antibiotik
seperti itu adalah sulit untuk dicapai kesesuaian seimbang antara peresepan
antibiotic dan berkurangnya resistensi. Awal pertama kali antibiotic
ditetapkan, meningkatnya resiko dari pemilihan dan carier organisme resisten yang dapat diberikan pada orang lain. Ini
dapat mendorong ke arah kegagalan penggunaan antibiotik masa yang akan datang.
Tanpa terapi antibiotic, bagaimanapun, otitis media akut sekunder untuk S. pneumoniae lebih disukai untuk
penanganan secara langsung dari pada kasus lain dari S.pneumoiae yang meningkatkan resisten penicillin terhadap S.pneumoniae
lebih sering terjadi pada berbagai antibiotik.
DIAGNOSIS DAN PRESENTASI
KLINIS
Otitis media akut ditandai adanya sutau kondisi dan
gejala infeksi telinga bagian tengah seperti otlagia, iritabilitas, dan tekanan
pada telinga, diikuti dengan pilek, hidung tersumbat, atau batuk. (Tabel
107-2).
Resolusi dari
symptom otitis media akut terjadi selama 1 minggu. Sakit dan demam mendorong
penanganannya setelah 2 sampai 3 hari, dengan kebanyakan anak-anak menjadi
asymptomatic pada 7 hari. Selama periode 1 minggu, perubahan dalam gendang
telinga normal, dan nanah mejadi cairan serous. Tingkat kelembaban adalah nyata
di belakang gendang telinga, di mana tahap ini dikenal sebagai Otitis Media Efusi. Ini tidak memberikan
infeksi berkelanjutan, tidak pula memerlukan tambahan antibiotic. Otitis media
efusi juga dapat berasal dari hasil
virus saluran pernapasan. Otitis
media efusi selalu terjadi dimusim semi atau musim gugur, bukan musim dingin,
dan munkin dihasilkan dari alergi atau virus umumnya saat ini. Itu juga berbeda
dari otitis media akut bahwa tidak ada sakit, tidak pula bengkak di gendang
telinga.
Efusi penangananya lebih lambat selama 3 bulan, 90%
menjadi hilang. Anak anak atau mereka
dengan riwayat infeksi kumat mempunyai penundaan lebih lanjut dalam resolusi.
Karena dari gejala infeksi saluran pernafasan atas (umumnya musim dingin),
antibiotic sering diresepkan untuk otitis media efusi tapi tidak diperlukan
jika durasi kurang dari 3 bulan. Pembatasan penggunaan antibiotic untuk dokumentasi otitis media akut akan
meningkatkan sampai $ 80 juta setiap tahunya di United States. Sungguh
disayangkan, makin lama masa pembiayaan dengan otitis media efusi, makin tinggi
kemungkinan pencapaian kemiskinan. Komplikasi dari otitis media adalah
jarang tapi meliputi mastoiditis, bacterimia, radang selaput otak sumsum
belakang, dan auditory sequale.
OUTCOME (HASIL) YANG DIINGIN
Tujuan pengobatan dari otitis media akut adalah mengurangi tanda dan
symptom, eradikasi infekasi, dan
mencegah komplikasi. Menghindari peresepan antibiotic yang tidak perlu adalah
sasaran yang lain dilihat dari meningkatnya masalah resistensi S. pneumoniae.
Pendekatan Umum untuk
Pengobatan
Manajemen dari otitis media akut bukanya tanpa
kontroversi. Sebagai contoh, suatu tinjauan ulang sistematis dari studi
menunjukkan bahwa terapi antimikroba menyediakan resolusi symptom kira-kira 95% dari pasien, dimana
sekitar 80% dari pasien diberi perlakuan placebo, juga mempunyai resolusi dari
symptom. Walupun hanya suatu manfaat kecil telah ditemukan, pengobatan
antimikorbial masih dipertimbangkan kesesuain strategi manajemen. Bagaimanapun,
pilihan seorang pasien harus menerima antimikroba, yang regimen antimikroba,
dan kapan antibiotik harus diberikan setelah di diagnosis yang memerlukan
evaluasi lebih lanjut. Umumnya, otitis media adalah percobaan secara empiris
tanpa uji laboratorium.
Terapi Non Farmakologi
Asetaminofen atau suatu agen anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen dapat digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit dan malaise (rasa tak enak badan) untuk otitis media
akut. Decongestan, antihistamin, kortikosteroid topical, dan expetoran belum
terbukti efektif untuk otitis media akut. Efek samping sehubungan dengan
pengobatan ini juga dapat membuat tak enak.
Pembedahan menyisipkan tabung tympanostomy (T-tubes)
adalah suatu metode efektif untuk pencegahan dari kumat otitis media. Tabung
kecil ini ditempatkan melalui bagian yang lebih rendah dari membran tympani dibawah anestesi umum
dan menganginkan telinga tengah. Anak-anak dengan otitis kumat yang mempunyai
lebih dari tiga episode pada 6 bulan atau 4 atau lebih episode (satu dari yang
terbaru) dalam setahun harus disesuaikan untuk penempatan T-tube. Jika anak ini
memepunyai peredam untuk penghalang bunyi sengau yang menjengkelkan sebagai
tambahan untuk otitis kumat, adenoidectomy
mungkin bermanfaat. Operasi mandel,
bagaimanpun tidak diindikasikan untuk pengobatan otitis media. Walaupun
penyisipan T-tube efektif untuk banyak, beberapa anak dapat memerlukan
perawatan berikutnya. Penempatan ulang T-tube dengan adenoidectomy ( dengan mengabaikan ukuran polip) harus
dipertimbangkan jika anak selanjutnya mempunyai episode otitis media akut setelah tekanan T-tube yang asli.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Terapi Antimikrobial
Otitis media akut harus dibedakan dari otitis media
efusi. Antimikrobial mengindikasikan hanya di dalam yang terdahulu kecuali jika
efusi tetap berlaku di luar 3 bulan pada otitis media efusi. Efusi telinga
tengah dalam otitis media akut mendorong
untuk berlanjut setelah terapi antimikroba komplit tapi tidak diperlukan pengobatan.
Studi belum menunjukkan tiap orang agen antimikroba menjadi pengatasan dalam pengobatan otitis
media akut unkomplikasi. Amoxicillin
obat yang dipertimbangkan dipilih tanpa melihat prevalensi resisten terhadap S. pneumoniae. Amoxicillin mempunyai
profil farmakodinamik terbaik ( diatas waktu konsentrasi hambat minmum[MIC 90]
di dalam cairan telinga tengah untuk lebih dari 40% interval dosis) melawan
resisten terhadap S.pneumoniae dari
semua agen oral yang tersdia. Ia mempunyai record panjang dari keamanan, ia
memiliki spectrum sempit, dan ia murah. Ia mempunyai kemanjuran sempurna
melawan S.pneumoniae dibandingdari
β-laktam yang dihasilkan h.influenzae
dan M. catharralis, dibanding dengan amoxicillin tidak mungkin efektif. Ini
juga karena H. influenzae dan M. catharralis keduanya lebih disukai
mendorong resolusi secara spontan dari infeksi dibandingkan dengan S.pneumoniae.
Amoxicillin adalah obat yang dipilih untuk otitis media
akut. Amoxicillin dosis tinggi (80-90 mg/kg per hari) direkomendasikan jika
resisten terhdap S.pneumoniae yaitu diduga
atau pasien beresiko tinggi untuk resisten infeksi. Recomendasi pengobatan
untuk otitis media akut dapat dilihat pada tabel 107-3. pasien yang menerima
kursus dari antibiotik berlangsung dalam 3 bulan adalah dipertimbangkan
beresiko tingi. Tingginya konsentrasi cairan telinga bagian tengah amoxicillin
dosis tinggi harus mengalahkan resisten terhadap S.pneumoiae bahkan dengan itu meningkatkan MIC. Beberapa klinisian
sudah menyatakan perhatian, bagaimanapun tentang meningkatnya resiko dari efek
yang kurang baik dan kegagalan pada pasien berhubungan dengan amoxicillin dosis
tinggi.
Jika kegagalan pengobatan terjadi dengan amoxicillin,
suatu agen harus dipilih dengan aktivitas melawan terhadap β-laktam produkasi H.influenzae dan M> catarhalis, seperti suatu obat yang resisten terhadap S.pneumoniae. Contohnya, meliputi
klavulanat amoxicillin, sefuroxim, dan intramuscular seftrioxon. Generasi kedua
chepalosporin, dimana β-laktam stabil adalah mahal, telah meningkatkan
terjadinya efek samping. Dan mungkin meningkatkan tekanan selectif untuk bakteri reisten. Mereka juga kurang
efektif melawan resisten terhadap S.pneumoniae.
Pertimbangan juga harus memberikan untuk fakta bahwa kebanyakan sepalosporin
tidak cukup mencapai konsentrasi cairan
telinga tengah melawan terhadap S.pneumoniae.
untuk durasi yang diinginkan selama dosis interval. Sepalosporin oral yang
dapat dicoba meliputi sefuroxim (didukung oleh pedoman Center for Disease
Control and Prevention [CDC].), seperti sefprozil, atau sefpodoxim. Ceftriaxone
intramuskular adalah satu-satunya agen selain amoxicillin yang mencapai
konsentrasi cairan telinga bagian tengah di atas MIC untuk lebih dari 40% dosis
interval.Sedangkan dosis tunggal telah digunakan, sehari dosis untuk 3 hari
direkomendasikan untuk mengoptimalkan hasil klinis. Seftriaxon harus disediakan
untuk infeksi tanpa respon dan menjengkelkan atau untuk pasien dalam pengobatan
oral karena tidak sesuai yang menyebabkan muntahkan, diare, atau mungkin
nonadherence. Ceftriaxone adalah suatu agen mahal, dan injeksi intramuscular
biasanya tidaklah menarik untuk pasien muda. Tympanocentesis juga dapat
dipertimbangkan untuk kegagalan pengobatan.Itu mempunyai suatu efek mengobati
rasa sakit dan tekanan dan dapat digunakan untuk mengumpulkan cairan untuk
mengidentifikasi agen yang menyebabkan itu. Prosedur ini, bagaimanapun,
tidaklah sering dilakukan dalam praktek.9.14
KONTROVERSI KLINIS
Tidaklah jelas bila antibiotik harus diresepkan
untuk otitis media akut pada tanda-tanda
dan gejala atau setelah 48 sampai 72 jam untuk memberikan penilaian resolusi
secara spontan. Secara umum, pendekatan
di Amerika Utara institut pengobatan empiris dengan seketika. Di beberapa
Negara-Negara eropa seperti Netherlands, praktek bukanlah inisiatif awalnya
pengobatn, tetapi lebih untuk perlakuan anak 6 bulan sampai umur 2 tahun hanya
jika ia atau dia tidak meningkat 24 jam atau anak lebih tua 72 jam.
Pasien dengan alergi penisilin dapat diperlakukan dengan
beberapa alternatif antibiotik. Beberapa clinicians merasa timbulnya
cross-reaction cukup rendah yang menggunakan suatu cephalsporin dijamin patiens
yang tidak mengalami reaksi
hypersensitivas pencillin segera. Orang lain lebih memilih untuk menggunakan
macrolide seperti azithromycin atau clarithromycin, erythromycin-sulfisoxazole,
trimethoprim-sulfamethoxazole, atau jika S.
pneumoniae didokumentasikan, clindamycin sebagai agen alternatif.
Bagaimanapun, timbulnya resistensi jauh lebih tinggi dengan agent-agen,9,14
ini dan agen ini, hanya clindamycin yang direkomendasikan oleh pedoman
CDC.
PENUNDAAN TERAPI ANTIMICROBIAL
Ini adalah sukar
untuk mengidentifikasi mana yang benefit dari terapi antimicroba. Dengan atau
tanpa pengobatan, sekitar 60% dari anak-anak yang mempunyai otitis media akut adalah bebas symptom di
dalam 24 jam. Hampir 40% dari anak-anak, penggunaan antibiotik mengurangi
jangka waktu gejala sekitar 1 hai .28,29 Suatu percobaan dari 315 anak-anak (6 bulan sampai umur 10 tahun)
pengobatan antibioitik dibandingkan segera dengan 72 jam penundaan pengobatan yang hanya diberi
jika anak tidak meningkat. Gejala melanjut 1 hari lebih dalam 10% sampai 20%
kelompok penundaan terapi, tetapi 10% lebih sedikit mengalami diare. Pada 3 hari, tidak
ada perbedaan dalam gejala. Di dalam
kelompok penundaan, hanya 24% anak-anak yang secepatnya menerima antibiotik,
dan 77% orang tua dilaporkan cukup dengan pendekatan.30.
Penundaan pengobatan mengurangi pengunaan antibiotik 31%
(dan berhubungan efek samping) dan memperkecil resistensi bakteri menempati
lebih rendah seperti 30% sampai 50% dari negara-negara yang tidak menunda
terapi antimicrobial.31,32 .Beberapa clinicians merasa pengobatan
yang ditunda itu tidak sebaiknya pada anak-anak yang lebih muda dari umur 2
tahun, mereka dengan ekspose antimicrobial terbaru, atau bila didasari
kondisi-kondisi yang ada sebab pasien ini meningkatkan resiko kepekaan untuk
diserang penyakit dan resisten baceria
infeksi.11
Jika penundaan terapai dilakukan,menggunakan pengobatan
rasa sakit, seperti ibuprofen oral atau acetaminophen, harus dinasehatkan. Jika
anak 6 bulan sampai usia 2 tahun tidak meningkat untuk 24 jam atau anak lebih
tua untuk 72 jam, pengobatan antibiotik harus diberikan.31
Sebagai tambahan terhadap peningkatan gejala segera,
pencegahan mastoiditis dan meningitis telah diusulkan sebagai alasan untuk
meresepkan segera pengobatan antibiotik
untuk otitis media akut. Tingkat mastoiditis di Netherlands, Norwegia,
dan Denmark (semua negara-negara di mana terapi penundaan telah diadopsi) dan
mereka Canada, Amerika Serikat,
Australia, dan United Kingdom adalah sebanding.32 Penundaan
penggunaan antibiotik mengakibatkan suatu peningkatan dari kira-kira 2 sampai 4
kasus mastoiditis per 100,000 anak-anak per tahun, yang diberikan sekitar 1600
lebih sedikit anak-anak per 100,000 mengalami efek samping antibiotik. Penting,
di Netherlands, hanya 1.1% dari infeksi disebabkan oleh S.pneumoniae adalah resisten penicillin.
EVALUASI HASIL (OUTCOME) TERAPI
Kegagalan Perawatan adalah suatu ketiadaan peningkatan
klinis setelah 3 hari dalam tanda dan gejala infeksi,meliputi sakit, demam, dan
kemerahan/bengkak dari membran tympani. Awal evaluasi dari gendang telinga bila
tanda dan gejala sedang meningkat dapat
menyalahkan sebabefusi tetap terjadi. Suatu perhatian yang memerlukan evaluasi
setelah infeksi otitis adalah hilangnya pendengaran sebagai hasil efusi telinga tengah. Pengujian dari suatu
anak asymptomatic dapat ditunda sampai 3 bulan setelah infeksi mulai, di mana
waktu berlansungnya keberadaan cairan perlu memberikan evaluasi pendengaran.10
PROFILAKSIS ANTIBIOTIK
DARI INFEKSI KUMAT
Otitis mediayang kumat
digambarkan sedikitnya tiga peristiwa di dalam 6 bulan atau sedikitnya
empat peristiwa di dalam 12 bulan. Infeksi kumat menjadi perhatian karena
pasien lebih muda dari usia 3 tahun beresiko tinggi untuk hilang pendengaran
dan cacat bahasa dan belajar.11 Data dari studi biasanya tidak
menyukai profilaksi. Suatu meta-analysis mempertunjukkan propfilaksi itu
melawan terhadap infeksi ini mendorong pengurangan 0.11 peristiwa peristiwa
perbulan.35 Ini diartikan ke dalam satu infeksi mencegah setiap kali satu anak
diperlakukan untuk 9 bulan.
Profilaksis bahkan lebih sedikit
efektif dalam mereka dengan efusi. Amoxicillin 20 mg/kg per hari dan
sulfisoxazole 75 mg/kg per hari telah dievaluasi. Keberhasilan dengan
sulfizoxazole biasanya adalah dipikir menjadi lebih baik sebab menghasilkan
lebih sedikit organisma pembawa resisten, bagaimanapun, efek samping adalah
banyak lebih buruk (yaitu., ruam, mulut sakit], dan potensial untuk dyscrasias
darah ). Dari pengamatan lebih lanjut resistensi antibiotik sebagai hasil dari
penggunaan antibiotik ini secara kontinu. Untuk alasan inil, pengobatan dapat
ditunda sampai datangnya gejala dari suatu infeksi saluran pernapasan bagian
atas ( gejala karena virus). Pendekatan
lain adalah untuk membatasi durasi profilaksis antibiotik untuk 6 bulan dan
selama musim dingin.11 PenempatanT-tube , adenoidectomy, dan operasi amandel
mungkin berharga di dalam anak-anak dengan kegagalan perawatan kumat.
TERAPI DENGAN KURSUS SINGKAT
Suatu
meta-analysis dari 32 percobaan 33 dilaporkan tidak ada perbedaan pada efek (
tingkat kesembuhan) setelah terapi singkat (< 7 hari) dan durasi umum (. 7
hari) dari terapi antibiotik pada anak-anak. Pengarang menyatakan bahwa 5 hari
terapi adalah efektif pada otitis media akut uncomplikasi. Keuntungan dari
terapi jangka pendek adalah meningkatkan kemungkinan pasien akan bertahan penuh
sepanjang pengobatan dan mengurangi tekanan bakteri selektip untuk kedua
individu dan masyarakat tersebut. Kerugiannya adalah bahwa data tidak baik
kestabilanya untuk komplikasi atau kumat otitis media akut, dan di situ data
tidak cukup mendukung kursus pengobatan singkat pada anak-anak lebih muda dari
umur 2 tahun.34
KONTROVERSI KLINIS
Jangka
waktu yang optimal terapi antimicroba untuk otitis media belum mapan. Beberapa
studi sudah menununjukkan kemanjuran dengan 3 sampai 5 hari terapi di dalam
otitis media akut uncomplicated. Bagaimanapun, populasi beresiko tinggi,
seperti, anak-anak lebih muda dari usia 3 tahun dan mereka yang mempunyai
infeksi kumat atau resisten, tidaklah dipelajari.
VAKSINASI
Vaksinasi
melawan influensa dan pneumococcus dapat mengurangi resiko dari otitis media
akut, terutama dalam peristiwa kumat.Imuniasi dengan vaksin influensa
dihubungkan dengan 36% pengurangan dalam timbulnya infeksi otitis media akut.36
Orang lain telah menjelaskan manfaatnya sepanjang musim influensa 12,37.
Vaksin Influensa dapat ditetapkan untuk
orang sehat manapun tanpa kontraindikasi, terutama individu dengan
penyakit kronis yang sedikitnya usia 6 bulan.6,15 Beberapa clinicians merasa
bahwa data tidak membenarkan vaksinasi influensa universal tetapi bahwa dijamin
untuk pasien berisiko tinggi, termasuk mereka lebih muda 2 tahun.25
Suatu konjugasi vaksin pneumococcal yang diindikasikan pada bayi dan anak-anak
telah tersedia dan menyediakan 6% pengurangan frekwensi dari otitis media
akut dan 20% pengurangan dalam kebutuhan
akan penempatan suatu T-tube.38 Juga, Penggunaan vaksin telah
menununjukkan 8% penurunan kunjungan
kantor, seperti halnya 10% sampai 26% penurunan episode otitis media pada
anak-anak yang mengalami 3 sampai 10 infeksi per tahun.39 Pneumococcal congugate
vaksin direkomendasikan untuk semua anak-anak yang berusia 2 sampai 23 bulan;
ini juga dierekomendasikan untuk 24 sampai usia 59 bulan yang beresiko tinggi
dari serangan penyakit.6,40 Anak-anak yang tidak divaksinasi sebelumnya lebih dari umur 1 tahun yang
mempunyai infeksi otitis media kumat tidak bermanfaat dari vaccination
kemudiannya.41
RADANG DALAM SELAPUT
LENDIR (SINUSITIS)
Sinusitis adalah
suatu radang dan atau infeksi paranasal sinus mucosa.42-44 Istilah
rhinosinusitis digunakan oleh beberapa spesialis sebab radang dalam selaput
lendir secara khas juga melibatkan bunyi sengau mucosa.42,44-46
Mayoritas dari infeksi ini adalah karena virus aslinya; meskipun demikian,
antimicrobials sering diresepkan. Itu begitu penting untuk membedakan antara
radang dalam selaput lendir karena bakteri dan karena virus untuk membantu
optimalisasi keputusan pengobatan.
Sinusitis karena virus dan sinusitis karena bakteri
sukar untuk dibedakan sebab presentasi klinis mereka adalah serupa.
Viralinfections, bagaimanapun, cenderung untuk memecah 7 sampai 10 hari.
Persisten gejala di luar waktu ini mungkin menandai adanya suatu infeksi karena
bakteri. Radang dalam selaput lendir (sinusitis) karena bakteri dapat
digolongkan ke dalam penyakit kronis dan akut. Penyakit akut berlangsung kurang
dari 30 hari dengan gejala resolusi komplek.42-44,47 Radang dalam
selaput lendir (sinusitis) kronis
digambarkan sebagai peristiwa radang yang lama lebih dari 3 bulan dengan
persisten dari gejala saluran pernafasan.42,43,48 Sinusitis
didiagnosa lebih sering pada anak-anak dibanding orang dewasa. Hasil diagnosa
Dan Presentasi klinis dari sinusitis bakteri digambarkan tabel 107–4.
Antara 5% dan 13% infeksi pernapasan bagian atas karena virus pada anak-anak
komplikasi dengan sinusitis oleh bakteri,46,47 sedangkan hanya 0.5%
sampai 2% tentang infeksi saluran pernapasan bagian atas karena virus pada
orang dewasa komplikasi dengan sinusitis.42-44,46 Faktor yang
berhubungan dengan pengembangan sinusit karena bakteri meliputi infeksi saluran
pernapasan karena virus dan, lebih sedikit biasanya, alergi inflammation.46
Faktor lain yang dapat berhubungan dengan penyakit sinus meliputi penyakit
systemic, trauma, ekspose lingkungan, dan anatomi yang tidak normal.44
TABEL 107.4. Hasil diagnosa Dan Presentasi Klinis dari Sinusitis
karena bakteri 42.44,46.49
umum
Suatu infeksi saluran pernapasan bagian
atas nonspecific yang terjadi di luar 7 sampai 14 hari.
Tanda
Dan Gejala
Akut:
Orang dewasa:
Nasal Discharge/Congestion
Maxillary Sakit Gigi, Masase muka Atau Sakit Sinus yang dapat menyebar
( secara sepihak khususnya) seperti halnya pembusukan setelah peningkatan awal
Yang menjengkelkan atau gigih ( di luar 7 hari) tanda dan gejala karena bakteri
hampir bisa dipastikan dan harus diperlakukan dengan antimicrobials
Anak-Anak:
Mengeluarkan Bunyi sengau dan batuk
lebih lama dari 10 sampai 14 hari atau gejala dan tanda menjengkelkan seperti
temperatur di atas 39.C atau bengkak masase muka atau sakit adalah indikasi
untuk terapi antimicrobial.
Kronis
Gejala
adalah serupa sinusitis akut tetapi Rhinorrhea lebih nonspecific
dihubungkan dengan ekasarbasi akut kronis batuk tidak produktif, radang
tenggorokan, dan sakit kepala bisa
terjadi Chronic/recurrent infeksi/peradangan terjadi 3 sampai 4 kali satu tahun
dan tak memberi respon dengan kelembapan dan decongestan
Dari ref. 42.44 dan 46.49.
PATOFSIOLOGI
Kesamaan otitis media akut, sinusitis akut pada umumnya
didahului oleh suatu infeksi saluran pernapasan oleh virus yang menyebabkan
inflammasi mukosa.43,45 Ini dapat mendorong obstruksi sinus ostia—
saluran kecil yang mengalirkan sinus. Sekresi mukosa jadi menjerat, pertahanan
lokal adalah lemah, dan bakteri dari permukaan bersebelahan mulai berkembang
biak.42,44 Pathogenesis dari sinus kronis belum dengan baik
dipelajari. Apakah disebabkan lebih persistenya pathogens atau ada suatu cacat
di dalam host’s fungsi immun, beberapa pasien mengembangkan gejala kronis
setelah mereka infeksi akut.4
MIKROBIOLOGI
Virus bertanggung jawab untuk kebanyakan kasus sinusitis
akut; bagaimanapun, bila gejala adalah persisten (7hari) atau menjengkelkan,
bakteri mungki penyebab utama atau penyebab infeksi sekunder..42
Sinusitis akut oleh bakteri aslinya disebabkan paling sering oleh bakteri yang
sama mengimplikasikan otitis media akut: S.
pneumoniae dan H. influenzae.1,43.46,50
Organisma ini bertanggung jawab sekitar 70% oleh bakteri penyebab sinusitis
akut pada orang dewasa dan anak-anak.45,48 M. catarrhalis juga
sering berimplikasi pada anak-anak ( 25%).44.46 Streptococcus
pyogenes, Staphylococcus aureus, jamur, dan anaerobes berhubungkan
lebih sering dengan sinusitis akut.42,44 Sinusitis kronis dapat
polymicrobial dengan meningkatkan prevalensi anaerob, seperti umumnya lebih
patogen, meliputi bacilli gram negative dan fungi.44 Isu resistensi
bakteri sama untuk mereka yang ditemukan dengan otitis media dan lebih
lanjut ditujukan pada bagian dari bab ini.
PERAWATAN:
SINUSITIS
Hasil Yang Diinginkan
Tujuan
pengobatan dari radang dalam selaput lendir akut adalah mengurangi dalam tanda
dan gejala, menuju keberhasilan dan memelihara patency ostia, membatasi
pengobatan antimicrobial untuk mereka dapat bermanfaat bagi pemberantasan
infeksi oleh bakteri dengan terapi antimicrobial yang sesuai, memperkecil
jangka waktu penyakit, pencegahan komplikasi, dan pencegahan progresif dari
penyakit akut ke penyakit kronis.43.45,47,51
PENDEKATAN UMUM TREATMENT
Kira-kira 40% sampai 60% pasien dengan radang dalam
selaput lendir akut akan pulih secara spontan ( ini mungkin pasien dengan
sinusitis disebabkan virus).45,48
Ketika keputusan untuk perlakuan dengan antimicrobial dibuat, pilihan
harus aman dan efektif, dan biaya harus dipertimbangkan.
KONTROVERSI KLINIS
Apakah pengobatan antimikroba menjamin sinusitis oleh
bakteri? Sejak kebanyakan studi belum menggunakan aspirasi sinus untuk
mendiagnosa sinusitis oleh bakteri, banyak pasien dengan infeksi oleh virus
telah melemahkan hasil studi terapi antimikrobial. Itu direkomendasikan bahwa
pasien dengan sinusitis akut lemah dapat diberi decongestan dan penenteraman
hati kembali, sedangkan mereka yang lemah untuk penyakit parah untuk 7 hari
atau lebih dan mereka yang penyakitnya parah harus diberi terapi antimicrobial.
TERAPI NONFARMAKOLOGIS
Data mengenai
terapi yang mendukung adalah terbatas, tetapi seperti terapi mungkin bermanfaat.
Semprotan obat nasal Decongestan seperti phenylephrine dan oxymetazoline yang
mengurangi radang dengan vasoconstriction sering digunakan dalam sinusitis.42,44,46
Penggunaan harus dibatasi pada yang direkomendasikan jangka waktu produk untuk
mencegah kembali kongesti. Decongestan oral juga dapat membantu nasal/sinus
patency.48 Untuk mengurangi fungsi mucociliary, irigasi rongga hidung dengan
pennggaraman dan inhalasi uap air dapat digunakan untuk meningkatkan mucolitik
moistur, dan mukolitiks (contoh,guaifenesin) mungkin digunakan untuk
penguranganviskositas sekresi nasal.42,46 Obat anti alergi harusnya
tidak digunakan untuk sinusitis akut oleh bakteri mengingat bahwa efek
anticholineric mereka yang dapat mengeringkan mucosa dan mengganggu pemeriksaan sekresi mukosa.48.
Generasi kedua obat anti alergi dapat berperanan dalam
sinusitis kronis di mana alergi adalah suatu component.49
Glucocorticoids intranasally mengurangi radang jaringan dan edema44;
bagaimanapun, onset yang ditunda membatasi kegunaan mereka dalam sinusitis
akut.
TERAPI FARMAKOLOKOGI
TERAPI ANTIMIROBIAL
Dua meta-analyses telah menunjukkan terapi antimicrobia
placebo lebih baik daripada mengurangi atau menghilangkan gejala, walaupun
manfaatnya kecil.46,54 Dua randomized,kontrol, double-blind studi
yang melaporkan hasil berlawanan
menyangkut nilai terapi antimicrobial.30,55 Tidak
digunakankanya aspirasi sinus untuk hasil diagnosa. Studi yang tidak menunjukkan apapun manfaat dengan pengobatan antibiotik mempunyai dua
kekurangan.55 Radiografi telah digunakan untuk hasil diagnosa
sinusitis, dan jangka waktu penyakit tidaklah ditetapkan. Infeksi karena virus
lebih mungkin keberadaannya di sejumlah pasien, mempersulit evaluasi kegunaan
antimicrobial . Studi 50 kedua
menununjukkan efektivitas penisilin dan amoxicillin pada pasien dengan
sedikitnya 7 hari penyakit dan penemuan radang dalam selaput lendir pada
hitungn tomography. Oleh karena kriteria pemasukan lebih kaku dan lebih baik
perangkat diagnostik, pasien dengan radang dalam selaput lendir oleh bakteri
telah dimasukkan, dan mereka yang mempunyai radang dalam selaput lendir karena
virus jadi lebih mungkin dikeluarkan. 6 Amoxicillin adalah keputusan pengobatan
pertama untuk radang dalam selaput lendir oleh bakteri akut. Sejak tidak ada perbedaan
dalam hasil klinis antar antibiotik, keuntungan amoxicillin meliputi
keselamatan dan kemanjuran terbukti, suatu antibacterial spektrum sempit yang
memperkecil kemunculan resistensi, tolerabilitas baik, dan biaya rendah.
Kebanyakan konsensus melaporkan dan tinjauan ulang mempertimbangkan amoxicillin sebagai first-line pengobatan sinusitis akut oleh
bakteri. Itu adalah hemat biaya dalm penyakit unkomplikasi akut, dan intial
penggunaan agen broad-spectrum lebih baru tidaklah dibenarkan 43,46.48,56,57.
Jika suatu pasien adalah alergi penicillin, azithromycin
atau clarithromycin mungkin digunakan. Pada orang dewasa, suatu quinolone
seperti levofloxacin adalah suatu alternatif pada pasien yang alergi
penicillin. Jika alergi penisilin tidaklah benar suatu media reaksi IgE
(contoh; penyakit gatal bintik merah dan bengkak atau anaphylaxis), suatu
generasi kedua cephalosporin mungkin digunakan (seperti cefprozil, cefuroxime,
atau cefpodoxime).47,58 Jika obat resisten terhadap S. pneumoniae
sangat dicurigai ( keberadaan paparan harian , penggunaan antibiotik terbaru,
umur lebih muda dari 2 tahun), dosis tinggi amoxicillin harus diberikan.
Beberapa merekomendasikan clindamycin, tetapi adalah penting untuk dicatat
bahwa obat ini tidaklah aktip melawan terhadap H. influenzae dan M.
catarrhalis.43,47
Dalam kasus kegagalan pengobatan dengan amoxicillin
(yaitu.,tidak ada peningkatan gejala 72 jam setelah terapi dimulai) atau pada
pasien yang sudah menerima terapi antimicrobial lebih dulu 4 sampai 6 minggu,
perlakuan meningkatkan H. influenzae dan
M. catarrhalis maupun amoxicillin dosis tinggi clavulanate maupun a â- lactamase– cephalosporin stabil menutup S. pneumoniae (seperti., cefprozil,
cefuroxime, atau diusulkan cefpodoxime[IS1]).45,47. Alternatif lain
meliputi [IS2][IS3] cefdinir, azithromycin, clarithromycin, dan
trimethoprim-sulfamethoxazole.44,47 Tingkat penyembuhan klinis
adalah sama antara agen antimicrobial,56,57 walaupun area lokal
resistensi juga harus dipertimbangkan
meningkatnya resistensi pneumoniae, H. influenzae, dan M. catarrhalis untuk
trimethoprim-sulfamethoxazole dan resistensi dari pneumoniae untuk macrolides
harus dipertimbangkan dg seksama. Lihat tabel 107–6 untuk petunjuk dosis.
Jangka waktu terapi untuk pengobatan radang dalam selaput lendir tidak
membentuk kestabilan. Kebanyakan percobaan menggunakan 10 sampai 14 hari kurus
antimicrobial, walaupun beberapa percobaan juga telah menyelidiki kursus sama
singkatnya seperti 3 hari.60. Dalam satu
perbandingan kontrol placebo dari 3 versus 10 hari pengobatan dengan
trimethoprim-sulfamethoxazole dan decongestan, jumlah yang sama pada setiap
kelompok telah diobati atau ditingkatkan pada 14 hari. Sejak dipublikasikanya
studi ini, bagaimanapun, tingkat resistensi S. pneumoniae sudah meningkat secara
dramatis, dan trimethprim-sulfamethoxazole bukanlah suatu agen efektif melawan
terhadap resistensi S. pneumoniae. Lagipula, penghitungan hasil ini
antimicrobials lain tidaklah sesuai. Oleh karena itu, rekomendasi yang sekarang
adalah 10 sampai 14 hari terapi antimicrobial atau sedikitnya 7 hari setelah
tanda dan gejala di bawah control.43
EVALUASI DARI HASIL TERAPI
Terapi
antimicrobial mengurangi jangka durasi median penyakit dari 17 sampai 9 sampai
11 hari.50 Seorang pasien dengan persisten atau pemburukan gejala 72
jam setelah dimulai terapi antimicrobial dapat dipertimbangkan sebuah kegagalan
pengobatan.45 Penyerahan kepada spesialis harus dipertimbangkan
pasien yang belum belum atau keputusan terapi kedua, mereka yang mempunyai
penyakit kronis dan kumat, dan pasien berhadapan dengan resiko untuk
komplikasi. Perawatan mungkin lebih dipertimbangkan pada komplikasi pasien.
PHARINGITIS
Pharingitis adalah suatu infeksi akut dari oropharynx
atau nasopharynx.61 Itu mengakibatkan 1% sampai 2% dari semua pasien rawat
jalan yang dikunjungi.62 Dimana penyebab oleh virus adalah yang paling
umum, Streptococcus hemolytic group A atau pyogenes, adalah
penyebab oleh bakteri yang utama dan merupakan fokus seksion ini.61,63
Dalam populasi pediatric, Streptococcus grup A atau gstrep throat,menyebabkan 15% sampai 30% kasus pharingitis. Pada orang dewasa, itu
adalah penyebab 5% sampai 15% dari semua kasus pharyngitis 61.64.
MIKROBIOLOGI
Virus merupakan
penyebab kebanyakan dari kasus faringitis. Agen etiologic spesifik meliputi
rhinovirus (20%), coronavirus (5%), adenovirus (5%), virus influensa ( 2%),
parainfluenza virus ( 2%), dan Epstein-Barr virus (> 1%).61,63
Suatu etiologi oleh bakteri untuk Pharingitis akut adalah jauh lebih mungkin.
Ke luar dari semua penyebab oleh bakteri,
Streptococcus kelompok A adalah yang paling umum 15% sampai
30% pada orang dari semua umur dengan pharyngitis 52), dan itu
adalah satu-satunya biasanya terjadi bentuk pharingitis akut di mana
didiindikasikan terapi antimicrobial 52,61
PATOFYSIOLOGI
Mekanisme bagaimana
Streptococcus Grup A menyebabkan pharingitis tidak
digambarkan dengan baik.Organisma asymptomatic
mungkin punya suatu perubahan di dalam imunitas tuan rumah ( seperti
suatu kerusakan mucosa rongga tenggorokan) dan bakteri oropharynx, membiarkan
kolonisasi untuk menjadi infeksi. Faktor pathogenic berhubungan dengan diri
organisma sendiri juga memainkan peran. Ini meliputi antiphagocytic M protein,
toksin erythrogenic, hemolysins, streptokinase, dan proteinase. Streptococcus grup A pharingitis sukar untuk dibedakan dari
pharingitis oleh virus berdasarkan pada sejarah dan penemuan klinis.However,
walaupun semua kelompok umur adalah peka, data
epidemiologic menunjukkan kelompok tertentu
ada beresiko lebih tinggi untuk Streptococcus group A pharingitis.
Anak-Anak yang tua 5 sampai 15 tahun usia adalah paling peka, dan orang tua dari anak usia
sekolah dan mereka yang bekerja dengan anak-anak adalah juga meningkatkan
resiko. Pharingitis pada seorang anak lebih muda dari usia 3 tahun jarang
dikaitkan dengan Streptococcus kelompok A.52
Terjadinya perjangkitan musiman, dan kejadian dari pharingitis Streptococcus group A adalah paling tinggi pada waktu musim
dingin dan awal musism dingin.61,65 Masa inkubasi adalah 2 sampai 5
hari, dan penyakit sering terjadi clusters.62,65 Yang tersebar
terjadi via kontak langsung dengan droplets air liur atau sekresi nasal, dan
transmisi dengan institusi lebih buruk, sekolah, keluarga-keluarga, dan area kerumunan.64,66
Lihat Tabel 107–7 untuk hasil diagnosa dan presentasi pharingitis klinis.
Nonsuppurative kesulitan seperti demam rematik akut, akut glomerulonephritis,
dan radang sendi reaktif boleh terjadi, seperti halnya suppurative kesulitan,
seperti peritonsillar abcess, retropharyngeal bisul, cervical (bhb.dg.tengkuk)
lymphadenitis, mastoiditis, otitis media, radang dalam selaput lendir, dan
necrotizing fasciitis. Demam rematik akut dilihat jarang di negara maju.
Demam rematik akut sekunder untuk infeksi Streptococcus grup A adalah
penyebab perhatian di tahun 1950 dan alasan yang utama untuk terapi
penisilin, tapi timbulnya
penyakit ini saat sangat jarang (> 1 dalam 1 juta). Bagaimanapun, resiko
tinggal. Perjangkitan telah dilaporkan Amerika Serikat baru-baru ini sebagai almarhum
1980s dan awal 1990s. Lagipula, demam rematik akut di negara berkembang
tersebar luas (seperti diperkirakan bahwa ada 50,000 kasus dari demam rematik
akut per tahun di India).
TABEL 107–7. Hasil diagnosa Dan Presentasi Klinis Streptococcus Grup A
Pharingitis (Pharingitis)
Umum
Suatu kerongkongan sakit dari serangan
mendadak kebanyakan self-limited
Demam dan gejala konstitutional yang
memecahkan 3 sampai 5 hari'
Gejala Dan Tanda klinis adalah serupa untuk
penyebab oleh virus seperti halnya non Streptococcus penyebab oleh bakteri
Gejala
Dan Tanda
Kerongkongan sakit
Sakitkan
pada menelan
Demam
Sakit
kepala,Kemuakan, muntahkan, dan sakit abdominal ( terutama anak-anak) Erythema/inflammation
amandel dan hulu kerongkongan dengan atau tanpa setengah exudates, getah bening
,merah anak tekak bengkak, petechiae pada langit-langit lunak, dan suatu
scarlatiniform ruam
Beberapa gejala yang tidaklah sugestif
untuk Streptococcus kelompok A adalah batuk, conjunctivitis,
coryza, dan diarrhea
Test Laboratorium
Kain penyeka Kerongkongan Dan Kultur
atau tes pendeeteksian antigen cepat
Dari Ref.. 52, 61–65, 67,
dan 68.
HASIL DIAGNOSA
Untuk pasien dengan pharingitis, keputusan klinis yang
paling utama yang perlu dibuat adalah apakah pharingitis disebabkan oleh Streptococcus kelompok A. Hasil diagnosa adalah penting
sebab itu manajemen langsung. Sistem Membuat angka klinis seperti kriteria
Centor 69 mendukung hasil diagnosa pada orang dewasa untuk mengatasi
ketiadaan sensitifitas dan spesifisitas pertimbangan clinician dan untuk
menghindari uji coba laboratorium dari semua pasien.62,64U Kriteria
ini meliputi sejarah demam, tonsillar exudates, ketidakhadiran batuk, dan
adanya pembengkakan getah bening. Bagaimanapun, ada hubungan dengan penggunaan
itu, dari ukuran-ukuran ini akan mendorong overprescribing sebab mereka memberi
strategi pilihan phsysician “ tanpa test” ,dimana resep obat dapat ditulis
didasarkan semata-mata pada kriteria klinis .61,63 Petunjuk
dari Disease Society of America, the
American Academy of Pediatrics, and the American Heart Association menyatakan
bahwa pengujian dalam semua pasien dengan tanda dan gejala. Hanya mereka yang
mempunyai suatu test positif untuk Streptococcus kelompok A yang memerlukan treatment
antibiotik.61,65,70
Suatu pendekatan
kombinasi mempertimbangkan prevalensi dari penyakit Streptococcus grup A ( yang berbeda dengan kelompok umur dan
geografi) dan sejarah suatu kontak dekat, bai dokumentasi kasus, bersamaan
dengan penialaian klinis, membantu menaksir
pasien beresiko penyakit itu. Jika hasil diagnosa tidak bisa dikeluarkan
dalam posisi ini, pengujian laboratorium direkomendasikan untuk
mengkonfirmasikan atau mengeluarkan Streptococcus kelompok A sebagai penyebab pharingitis.
Adalah penting untuk dicatat bahwa pengujian laboratorium harusnya tidak
digunakan tanpa pertimbangan kriteria klinis. Ini karena tes positif tidak
diperlukan mengindikasikan adanya penyakit. Suatu test positif dapat
mengindiksaikan adanya carier ( tetapi bukan infeksi aktip) dengan Streptococcus grup A. Timbulnya carier pada anak-anak adalah
5% sampai 20% dan adalah lebih rendah pada orang dewasa.52,65
Ada beberapa pilihan untuk menguji Streptococcus Grup A pharingitis. Suatu kain penyeka
kerongkongan dapat dijadikan kultur atau menggunakan alat tes deteksi antigen
yang cepat ( RADT). RADT lebih praktis yang memberikan hasil dengan cepat, itu
bisa dilakukan di sisi tempat tidur, dan lebih murah dibanding kultur. Kultur
adalah “ standar mahal” dan mempunyai 90% kepekaan tetapi memerlukan 24 sampai
48 jam untuk mendapatkan hasil.63 Kultur direkomendasikan untuk anak-anak, anak
remaja, orang tua, dan guru sekolah dengan RADT test negatif yang mempunyai kepekaan di bawah 80%),
seperti halnya situasi perjangkitan atau untuk memonitor resistensi.64,65,67
Penundaan terapi selagi menunggu hasil percobaan tidak mempengaruhi resiko
komplikasi (walaupun beberapa membantah manfaat gejala itu ditunda), dan pasien
harus diberi pendididikan menyangkut penunggunaan. Tes RADT lebih baru menggunakan
immunoassay mata dan chemiluminescent pemeriksaan DNA, hanyalah biaya test mungkin menjadi penghalang, dan
hasil dari test individu harus dibandingkan dengan kultur untuk mengesahkan
kepekaan sensitivitas) nya dalam praktek.
PERAWATAN: PHARINGITIS
HASIL YANG DIINGINKAN
Tujuan
pengobatan adalah untuk meningkatkan gejala dan tanda klinis, memperkecil
reaksi obat kurang baik, mencegah transmisi kontak dekat, dan mencegah demam
rematik akut dan komplikasi suppurative, seperti bisul peritonsillar,
lymphadenitis cerviks (bhb.dg.tengkuk) , dan mastoiditis.61,62
PENDEKATAN
UMUM PENGOBATAN
Terapi antimikrobial harus dibatas pada mereka
yang mempunyai beragam epidemiologis dan klinis pharingitis Streptococcus Grup A dengan positif nya tes laboratorium.
TERAPI
NON FARMAKOLOGI
Karena sakit adalah alasan utama untuk mengunjungi pergi
ke dokter, penekanan pada obat penghilang rasa sakit (analgetik) seperti
acetaminophen dan obat nonsteroidal anti-inflammasi ( NSAIDs) membantu merasa
sakit pengeluaran betul-betul direcommendasikan.71 Bagaimanapun,
acetaminophen adalah pilihan lebih baik sebab ada beberapa perhatian bahwa
NSAID dapat meningkatkan resiko
necrotizing fasciitis/toxic shock sindrom. Toxic Shock Sindrom berhubungan pada GAS pharingitis. Baik
systemik maupun topical penghilang sakit dapat digunakan, seperti halnya
antipyretics dan pelayanan lain yang mendukung, mencakup istirahat, cairan,
pastiles, dan saltwater obat kumur. Gejala boleh ditangani 1 sampai 2 hari
lebih cepat dengan seperti intervensi .62-64
TERAPI PARMAKOLOGI
TERAPI ANTIMICROBIAL
Terapi Antimikrobial mengurangi durasi dari tanda dan gejala 1 sampai 2 hari.62,72
Terapi juga mengurangi keganasan gejala bila mualainya pada 2 sampai 3 hari
onset pada pasien terbuktinya Streptococcus
Grup A. Pemberantasan mikrobiologi
akan terjadi 48 sampai 72 jam, yang membantu mengurangi transmisi.62 7
Pengobatan Antimikrobial harus dibatasi pada mereka yang mempunyai corak
epidemiologis dan klinis Pharingitis Streptococcus
Grup A dengan positifnya tes
laboratorium.Penicillin merupakan obat pilihan dalam pengobatan dari
pharingitis Streptococcus Grup A 61,62 ( Tabel 107–8). Dia
mempunyai aktivitas spektrum sempit, dan efektif, aman, dan murah. Satu-Satunya
studi kontrol yang menunjukkan terapi antimikrobial mencegah demam rematik
telah lakukan pada procaine penisilin, yang kemudian digantikan dengan
benzathine penisilin.
Bukti bahwa perawatan paringitis Streptococcus Grup A mencegah demam rematik diperoleh
semata-mata dari studi yang menggunakan penissilin intramuskular pada depo
jaringan. Penisilin yang diberi melalui rute lain telah diasumsikan menjadi
sama manjur. Kemampuan dari antibiotik lain untuk membasmi Streptococcus Grup A telah mendorong dimasukkanya agen ini
juga mencegah demam reumatik.64 Amoxicillin dapat digunakan pada
anak-anak sebab pemisahan lebih baik dirasakan dari pada dengan penicillin.61,66
Efek samping Gastrointestinal dan ruam,
bagaimanapun, menjadi lebih umum. Pada pasien yang alergi penisilin, suatu macrolide
seperti erythromycin atau generasi pertama cephalosporin seperti cephalexin
(jika reaksi adalah hypersensitivas non–IgE-mediated dengan penyakit gatal
bintik merah dan bengkak atau anaphylaxis) dapat digunakan.61
Macrolida yang terbaru seperti azithromycin dan clarithromycin sama efektif
seperti erythromycin dan lebih sedikit menyebabkan efek gangguan
gastrointestinal .
Generasi kedua cephalosporins, seperti cefuroxime dan
cefprozil, atau generasi ketiga cephalosporins, seperti cefpodoxime dan cefdinir,
adalah â- lactamase–stabil, telah mendukung untuk kegagalan klinis dengan
penisilin. Jika kasus dari resistensi macrolide didokumentasikan ( owinng
low-level resistensi macrolide, erythromycin MIC 1–8 mcg/mL—penyebab
dikeluarkannya oleh mefA/E gen yang mendorong efflux macrolide ke luar dari sel
bakteri), clindamycin adalah suatu alternatif. Ketolides yang baru seperti
telithromycin juga punya peran untuk dimainkan, khusus pada regional dengan
prevalensi yang tinggi dari strain resistensi makrolida. Jika pasien tidak
mampu untuk memperoleh pengobatan oral, benzhatin penisilin intramuskular dapat diberikan, walaupun itu menyakitkan dan
tidak lagi tersedia di Canada.61Amoxicillin-clavulanate atau
clindamycin dapat dipertimbangkan untuk periode kumat untuk memaksimalkan
membasmis penyebab dari bakteri dalam carier potensial dan sarang copathogens
hasil â- lactamases.61,65,67 Tabel 107–8 dan 107–9 outline dosis
untuk akut dan periode pharingitis
kumat.
KONTROVERSI KLINIS
JangKa waktu terapI untuk paringitis Streptococcus Grup A adalah 10 hari untuk memaksimalkan
pemberantasan penyebab dari bakteri.61 Terapi kursus singkat telah
mendukung untuk membantu isu penyempurnaan compliance yang mendorong gagalnya
bakteri.80 Selama 6 hari kursus amoxicillin menunjukkan hasil yang menjanjikan,
seperti halnya studi yang lain dengan agen
broad-spectrum terbaru (contoh, azithromycin, cefuroxime, cefprozil,
cefdinir, cefixime, cefpodoxime, dan telithromycin) itu sudah menunjukkan jangka
waktu 5 hari untuk bisa efektif. Bagaimanapun, faktor memalukan dari studi ini,
seperti ketiadaan pembedaan atau kriteria yang jelas antara infeksi baru atau
gagal membatasi aplikasi pengembangan kursus singkat antibiotik pada saat ini.61
Lagipula, agen terbaru adalah lebih mahal dan mungkin
lebih mendorong resistensi untuk memecahkan dari aktivitas spektrum luas
mereka.
Overprescribing adalah suatu perhatian besar yang
memerlukan pertimbangan.
Antibiotik diresepkan 73% pada pasien yang mengunjungi dokter mereka dengan
suatu keluhan sakit tenggorokan.82
Ini baik pada insiden dari Streptococcus Grup A. Bagi mereka yang
menerima antibiotik, 68% resep obat diuraikan sebagai pengobatan yang tidak
drekomendasikan, seperti makrolida spectrum luas (contohnya;, azithromycin dan
clarithromycin) atau fluoroquinolones (contoh; ciprofloxacin, gatifloxacin,
levofloxacin, dan moxifloxacin). harga dan resistensi adalah faktor yang perlu
ditakuti praktek ini.
EVALUASI
DARI OUTCOMES
TERAPI
/ KASUS BERKONTAK
Kebanyakan kasus pharingitis adalah pembatasan diri(self-limited),
bagaimanapun, terapi antimikrobial resolusi yang cepat awal pemberian untuk
membuktikan kasus Streptococcus groupA.52,61
Demam biasanya memecahkan 3 sampai 5 hari dan hampir semua gejala akut 1
minggu.52 Amandel Dan Getah bening dapat beberapa minggu untuk
kembali ke baseline. Anak-Anak harus dijaga rumah dari paparan harian atau
sekolah sampai afebrile dan untuk yang pertama 24 jam setelah pengobatan
antimicrobial diaktipkan, setelah transmisi tidak mungkin.64-66
Tes Follow-up
biasanya tidaklah penting bagi kasus
index atau kontak asymptomatic pasien index61,63,65. Kontak
gejala mungkin diperlakukan tanpa kebiasaan.66 Dialam mewabah atau jika
infeksi, memperparah, tes follow-up mungkin bijaksana. Timbulnya serangan
infeksi Streptococcus Grup A dalam kontak rumah tangga adalah jarang, dan rutin
chemoprophylaxis tidaklah direkomendasikan oleh CDC,83 walaupun
pengujian didukung dan memandu management.61,65 25% kontak rumah
tangga adalah pengangkut, tetapi hanya diperlukan pengobatan sendiri dengan
tanda dan gejala penyakit atau kontak memperparah atau penyakit resistensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar