MUKOSITIS
Membran
gastrointestinal tersusun atas sel-sel epitelium dengan index mitosis yang
tinggi dan laju pergantian yang cepat, membuatnya sebagai reseptor dari
kemoterapi-menginduksi toksisitas. Akibat inflamasi, atau mukositis dapat
menyebabkan borok yang menyakitkan, infeksi lokal dan tiak bisa makan, minum
atau menelan. Gangguan sawar membran gastrointestinal mungkin juga memberikan
jalan besar invasi mikroba secara sistemik. Seiring lamanya perkembangan dan
resolusi mukositis seringkali sebanding dengan neutropenia. Senyawa yang biasanya
paling berperan pada mukositis termasuk 5-FU, doksorubisin, dan methotreksat.
Sekarang ini, cara yang paling efektif untuk mencegah mukositis adalah melalui
oral secara higienis. Pasien beresiko tinggi terhadap toksisitasnya (misalnya ;
pertumbuhan gigi yang buruk, kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi
menyebabkan oropharynx) seharusnya dievaluasi oleh dokter gigi sebelum
melakukan kemoterapi dan seharusnya dianjurkan untuk mencuci mulut mereka
secara berkala dengan baking soda dan air garam atau larutan garam pada saat
dan antara pemakaian kemoterapi. Garis pedoman praktek klinik untuk pencegahan
dan penanganan terapi kanker-penyebab mukositis, sekarang ini telah
diterbitkan. Keuntungan obat kumur klorheksidin dari larutan garam tidak begitu
jelas. Pada pasien yang sedang menjalani terapi radiasi pada daerah kepala dan
leher, obat kumur klorheksidin memiliki efek yang merusak mukosa mulut. Bagi
pasien yang menerima pengobatan dengan 5-FU, penggunaan es (cryoteraphy oral)
dapat menurunkan resiko mukositis dengan mengurangi kontak obat ke mukosa
mulut. Pemahaman yang lebih baik mengenai patobiologi mukositis telah berhasil
mengidentifikasi senyawa baru yang lebih menjanjikan untuk mencegah mucositis.
Keratinocyte growth factors palifermin dan repifermin sedang diperiksa secara
klinis untuk pencegahan kemoterapi penyebab mucositis, dan salah satu dari
senyawa tersebut (yaitu palifermin) telah disetujui oleh FDA pada bulan
Desember2004 untuk digunakan pada pasien yang menerima kemoradioterapi dosis
tinggi sebelum transplantasi sel-sel hematopoetik.
Setelah mukositis
berkembang, pengobatan merupakan bantuan yang utama termasuk menggunakan
analgetik topikal atau sistemik dan oral hygiene (termasuk obat kumur yang telah
dijelaskan sebelumnya). Ciran kental lidokain, larutan difenhidramin dan
diklonin merupakan anastesi lokal yang biasa digunakan. Beberapa kasus mukositis
mungkin mengakibatkan dehidrasi dan perlu diberikan cairan infus. Infeksi lokal
disebabkan oleh spesies Candida dan
direaktivasi dari virus Herpes simplex
biasa terjadi pada pasien tersebut. Sampel luka harus dikultur, dan diberikan
pengobatan antijamur atau antivirus yang tepat. Pengobatan dengan antijamur
mungkin diberikan secara topikal untuk infeksi ringan (sariawan) menggunakan
Clotrimazole troches atau suspensi oral nistatin. Untuk lebih dari beberapa
infeksi jamur pada mulut atau esofagus, pengobatan secara sistemik dengan
flukonazole secara oral atau injeksi amfoterisin B secara intravena sangat dianjurkan.
Kerusakan mukosa
dapat terjadi pada suatu daerah di sepanjang saluran gastrointestinal. Pada
bagian yang lebih rendah dari saluran gastrointestinal, kerusakan ini sering
ditunjukkan sebagai diare dan sakit perut. Bantuan dengan cairan intravena dan
elektrolit harus diberikan secara tepat pada beberapa kasus. Setelah penyebab
infeksi dimusnahkan, diare dapat diobati secara aman dengan antispasmodik
seperti lomotil atau loperamid. Somatostatin yang analog dengan oktreotid juga
telah digunakan dengan baik untuk pengobatan beberapa kasus dari kemoterapi
–penyebab diare. Pengobatan spesifik pada awal dan akhir diare dari irinotecan
disimpulkan dalam tabel 124-13.
ALOPECIA
Meskipun efek
samping dari kemoterapi tidak membahayakan kehidupan, toksisitas pada banyak
pasien yang ditemukan paling menyedihkan adalah alopecia. Alopecia karena
kemoterapi biasanya bersifat sementara, dan derajat kerontokan rambut sangat
bervariasi. Rontoknya rambut tidak terbatas pada bagian kulit kepala, bagian
tubuh manapun dapat dipengaruhi. Pasien yang menerima taxane sebagai regimen
kemoterapi cenderung menyebabkan kebotakan total pada tubuh. Rambut rontok
biasanya dimulai 1-2 minggu setelah kemoterapi, dan pertumbuhan kembali dimulai
sebelum pemakaian kemoterapi selesai. Cryoterapi (penggunaan es secara lokal)
dan alat pembekuan darah pada kulit kepala, keduanya telah diperiksa sebagai
metode pencegah kerontokan. Kedua teknik tersebut menyebabkan vasokonstriksi,
sehingga mengecilkan pembukaan folikel rambut terhadap kemoterapi. Cara ini
tidaklah sama efektivitasnya dan kontraindikasi bagi pasien kanker yang mungkin
terjadi metastasis kulit kepala, seperti leukemia dan lymphoma.
EKSTRAVASASI
Vesicant adalah
senyawa antineoplastik yang mungkin menyebabkan beberapa kerusakan jaringan
jika keluar dari sistem pembuluh darah. Senyawa ini termasuk antrasiklin,
aktinomisin D, alkaloid Vinca,
mitomisin C, gas nitrogen, dan taxane. Antrasiklin adalah senyawa yang paling
buruk, dan yang diperiksa paling intensif. Kerusakan jaringan dapat menyebabkan
nyeri yang berkepanjangan, jaringan mengelupas, infeksi dan hilangnya
mobilitas. Tindakan yang cepat dan tepat sangatlah penting untuk meminimalisir
abnormalitas. Namun sayangnya, informasi terpenting pada pengobatan ekstrvasasi
bersifat anekdot, beberapa penelitian pengendalian klinis telah dilakukan untuk
menetapkan cara-cara intervensi yang optimal. Oleh karena itu, upaya pencegahan
telah menjadi fokus utama dari penanganan ekstravasasi. Cara yang paling
penting dari pencegahan adalah teknik pemberian yang baik, tetapi meskipun
begitu, ekstravasasi dapat terjadi. Pembuluh darah yang diseleksi untuk
pemberian harus pada bagian distal dari lengan. Pembuluh darah yang besar dari
lengan bawah sangat diperlukan sebab jika obat diinjeksikan, ada lapisan
jaringan lunak yang cukup melindungi struktur penting seperti syaraf dan
teendon, dan tidak beresiko terhadap fungsi sendi tulang. Pemberian obat secara
periferal harus diberikan secara perlahan melalui injeksi intrvena menuju sisi
lengan dari peredaran vena. Seseorang yang memberikan obat harus memeriksa
stabilitas jarum suntik dan darah yang cukup kembali setelah masing-masing 1-2
ml obat disuntikkan. Obat-obat jangan diberikan melalui infus intravena kecuali
pasien memiliki kateter intravena. Untuk ekstravasasi obat, salah satu
intervensi yang paling pentingadalah penggunaan es batu untuk mempengaruhi
daerah kulit. Satu pengecualian dari ketentuan ini adalah alkaloid Vinca, dimana lebih baik ditangani
dengan penggunaan panas. Hanya beberapa antidotum dari senyawa vesicant
digunakan secara klinis. Natrium tiosulfat digunakan untuk menetralisir gas
nitrogen pada ekstravasasi, dan hyaluronidase (jika tersedia) dapat
meningkatkan hasil setelah ekstravasasi alkaloid Vinca, etoposid, dan taxane. Penggunaan topikal dimetil sulfoksida
mungkin cara yang efektif untuk menangani ekstravasasi antrasiklin dan
mitomisin C.
INFERTILITAS
Kemajuan dari
pengobatan beberapa kanker, seperti penyakit Hodgkin dan kanker testikel,
menghasilkan waktu yang lama untuk bertahan dan kesempatan untuk memeriksa
akibat dari pemberian kemoterapi. Infertilitas dan kanker sekunder timbul
sebagai efek akhir yang penting. Toksisitas gonade dari kemoterapi tidak
mendapat perhatian pada masa lalu sebab senyawa tersebut tidak berbahaya
terhadap kehidupan. Tingginya angka kesuburan menurun dan disfungsi seksual
telah diperhatikan bagi pria dan wanita. Pada pria, obat-obat antitumor
menunjukkan produksi beberapa oligospermia atau azoospermia yang tidak subur.
Kadar serum testosteron jarang sekali berubah. Perbaikan dari spermatogenesis
setelah selesai menggunakan kemoterapi tidak dapat diprediksi. Seorang pria
yang menerima kombinasi kemoterapi kelihatannya lebih lama menahan efek
terakhir yang merugikan kesuburan dari pria yang menerima pengobatan senyaw
tunggal. Usia, dosis total, durasi terapi, dan jenis obat merupakan faktor
penting lainnya. Pada wanita, efek toksik terhadap ovarium secara klinis
mengakibatkan amenorrhea, atropi epitelium vagina, dan simptom menopause. Efek
ini berhubungan dengan usia dan dosis. Pasien yang lebih muda, lebih tahan
terhadap efek obat pada ovarium. Sama seperti pria, perbaikan fertilitas tidak
dapat diprediksi, tetapi wanita yang berusia kurang dari 25 tahun kelihatannya
memberikan hasil yang sangat baik. Efek dari senyawa pengalkilasi terhadap
tingkat kesuburan telh dipelajari secara luas. Kelompok obat ini sangat tidak
baik dan terus menerus memberikan efek yang merusak fungsi organ reproduksi.
Sedikit diketahui tentang senyawa yang lazim digunakan seperti doksorubisin,
taxane, dan senyawa platina. Pasien dengan potensi terkena tumor yang
menginginkan memiliki anak ke depannya harus diberitahu tentang resiko
kemandulan dan dapat memilih menyimpan sperma atau sel telur.
PENYAKIT SEKUNDER
Kanker sekunder
disebabkan oleh kemoterapi dan radiasi yang merupakan komplikasi lama yang
serius. Meskipun banyak jenis tumor solid telah dilaporkan sebagai penyakit
yang disebabkan kemoterapi, acute nonlymphocytic leukemia (ANLL) dan
myelodysplastic syndrome adalah kanker sekunder yang paling umum. ANLL atau
myelodysplastic syndrome telah dilaporkan mengikuti keberhasilan pengobatan
Hodgkin’s lymphoma, leukemia akut, non-Hodgkin’s lymphoma, multiple myeloma,
kanker payudara, dan kanker ovarium yang parah. Untuk kanker yang dapat
disembuhkan secar relatif memiliki resiko yang kecil terjadinya penyakit
sekunder adalah jauh lebih baik karena keuntungan dari perjuangan hidup pasien.
Walaupun begitu, untuk kanker seperti kanker ovarium, resiko leukemia tidak
dapat diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup dari pasien yang menerima
kemoterapi. Masalah penyakit sekunder merupakan perhatian khusus pada pasien
yng menerima kemoterapi tambahan. Sama seperti komplikasi sekunder dari
infertilitas, senyawa antineoplastik yang terutama berkaitan dengan kanker
sekunder adalah senyawa pengalkilasi, etoposida, tenoposida, dan antrasiklin
juga telah dihubungkan dengan leukemia sekunder. Tumor solid adalah penyakit
sekunder yang lebih sering terjadi karena pengobatan dengan radiasi daripada
dengan kemoterapi.
KEAMANAN DAN PENANGANAN
MASALAH
Seperti yang telah
dibicarakan sebelumnya, obat-obat sitotoksik yang digunakan untuk mengobati
kanker adalah bersifat karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik. Maka dari itu,
obat-obat ini harus ditangani denga baik untuk mencegah terjadinya paparan yang
tidak disengaja oleh ahli pelayanan kesehatan. Semua ahli farmasi, hrus menulis
prosedur bagaimana menggunakan obat tersebut dengan aman, dan setap personil
harus berpengalaman terhadap prosedur ini. Jalan masuk yang paling sering
adalah melalui inhalasi dari obat dalam bentuk aerosol. Setiap individu yang
menyiapkan kemoterapi harus bekerja di dalam ruang keamanan biologis kelas II
dan memakai baju panjang dan sarung tangan lateks sekali pakai. Baju panjang
harus terbuat dari bukan linen. Kain yang rendah permeabilitasnya dengan bagian
depan yang lebih keras, lengan panjang, dan kancing elastis yang pas. Metode
penghilang tekanan harus digunakan dalam preparasi obat untuk meminimalkan
terjadinya pemaparan. Para ahli pelayanan
keseatan harus mengambil tindakan pencegahan yang sama untuk menghindari
terjadinya pemaparen. Tempat-tempat untuk membersihkan obat-obat yang jatuh
harus diletakkan di semua area dalam gedung dimana obat tersebut ditangani.
Limbah sitotoksik harus dibuang sebagaimana mestinya, dan pasien harus
diberitahukan cara membuang yang baik dari limbah sittoksik dan hasil ekskresi
tubuh yang dapat mencemari.
PENCEGAAN KANKER
Sejak banyak kanker
sulit diobati, terutama pada penyakit yang parah, pencegahan kanker menjadi
suatu perhatan yang lebih dari penelitian kanker. Bagi beberapa kanker,
obat-obat yang sangat efektif untuk mencegah kanker telah diidentifikasi
seperti tamoksifen untuk pencegahan kanker payudara. Cara pencegahan dengan
senyawa kimia spesifik dibicarakan pada bab penyakit kanker spesifik. Ada juga cara umum yang
diketahui untuk mencegah atau mengurangi resiko dari banyak penyakit, termasuk
modifikasi faktor-faktor nutrisi, meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi pemaparan
zat-zat karsinogenik seperti tembakau atau sinar matahari.
NUTRISI DAN AKTIVITAS
FISIK
Hubungan antara
diet dan kanker adalah masalah yang sedang diperiksa secara intensif. Ada bukti yang menunjukkan
bahwa satu dari ketiga kematian karena kanker di Amerika Serikat diakibatkan
oleh faktor makanan. Meskipun ada kontroversi yang berakhir pada kebenaran
makanan yang berperan terhadap pembentukan kanker, beberapa saran yang penting
dikembangkan oleh American Cancer Society (Tabel 124-20). Ada bukti yang kuat bahwa peningkatan
konsumsi buah-buahan dan sayuran menurunkan resiko dari banyak kanker,
khususnya pada saluran gastrointestinal dan saluran pernapasan. Konsumsi
makanan berlemak tinggi kelihatannya meningkatkan resiko terkena kanker
payudara, kanker kolorektal, dan kanker prostat. Konsumsi rata-rata warga
Amerika sekitar 36%-38% dari total kalori sehari-hari adalah lemak. Pengurangan
konsumsi lemak hingga < 30% dari total kalori setiap hari menurunkan resiko
perkembangan kanker, begitu juga dengan penyakit jantung. Orang yang gemuk
memiliki peningkatan resiko terhadap beberapa kanker, termasuk kanker
kolorektal, kanker payudara, kanker billiary dan kanker rahim. Hubungan
terbalik antara diet serat dan kanker kolon telah mendapat banyak perhatian. Diet
makanan warga Amerika secara khusus rendah serat (11g/hari). Konsumsi serat
yang tinggi (20-30 g/hari) mungkin menurunkan resiko kanker kolon. Konsumsi
alkohol yang tinggi telah menunjukkan peningkatan resiko terhadap banyak
penyakit saluran pernapasan atas, terutama pada perokok.
Obesitas dan aktivitas
yang sangat sedikit juga merupakan faktor penting terhadap resiko kanker.
Peningkatan aktivitas fisik diketahui menurunkan resiko kanker payudara, kanker
kolon, kanker endometrial, dan kanker prostat. Anjuran untuk meningkatkan
aktivitas fisik dan menjaga berat badan adalah termasuk dalam garis-garis pokok
pencegahan kanker yang dikemukakan oleh American Cancer Society.
Tabel 124-20. Garis-Garis Pedoman American Cancer Society tentang
Nutrisi dan Aktivitas Fisik untuk Pencegahan Kanker
Anjuran bagi setiap individu
1. Makanlah berbagai jenis makanan yang menyehatkan, ditekankan
pada makanan yang
bersumber dari tumbuhan.
·
Makan 5 porsi atau lebih
berbagai macam sayuran dan buah-buahan setiap hari.
·
Pilih sejumlah biji-bjian
untuk mengolah biji tersebut dan gula
·
Batasi konsumsi daging merah,
terutama yang tinggi lemak dan olahlah daging tersebut.
·
Pilih makanan yang membantu
memelihara kesehatan berat badan.
2. Bergaya hiduplah dengan aktif secara fisik.
·
Orang dewasa harus
beraktivitas sekurang-kurangnya 30 menit atau lebih selama 5 hari atau lebih
dalam seminggu, meningkatkan aktivitas selama 45 menit atau lebih dalam 5
hari atau lebih setiap minggunya mungkin meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap resiko kanker payudara dan kanker kolon.
3. Menjaga berat badan selama hidup
·
Banyaknya pemasukan kalori
diimbangi dengan aktivitas fisik.
·
Menurunkan berat badan jika saat
ini mengalami kegemukan.
4. Jika Anda meminum minuman beralkohol, batasi penggunaannya.
Anjuran untuk kegiatan masyarakat
Masyarakat umum, pribadi, dan organisasi masyarakat harus bekerja
untuk menciptakan lingkungan sosial dan fisik yang mendukung penggunaan dan
pemeliharaan nutrisi yang sehat dan
kebiasaan berolahraga.
·
Tingkatkan akses makanan
sehat di sekolah, tempat kerja dan masyarakat.
·
Ciptakan keamanan, kenyamanan
dan lingkungan yang sesuai untuk berolahraga di sekolah dan untuk
transportasi serta rekreasi di masyarakat.
|
TEMBAKAU
Sisa asap rokok
adalah yang paling dicegah, penyebab kematian bayi prematur da Amerika Serikat.
Lebih dari 400.000 kematian per tahun dan 30% dari semua kanker di Amerika
Serikat disebabkan karena merokok. Untuk banyak jenis kanker, etiologi yang
mendasari tidak diketahui. Satu pengecualian yaitu kanker paru-pru didiagnosa
pada perokok. Asap tembakau juga relatif meningkatkan resiko terhadap
perkembangan banyak jenis kanker lainnya, termasuk kanker mulut, kanker
pharynx, lanler larynx, kanker kerongkongan, dan kanker kandung kemih.
Pernapasan pasif dari sisa tembakau dan asap rokok menunjukkan faktor resiko
yang signifikan terhadap kanker paru-paru pada masyarakat yang bukan perokok.
Menghisap sedikit tembakau berkaitan dengan perkembangan kanker mulut. Hindari
dari mengunyah dan menghisap tembakau dipercaya merupakan faktor utama dalam
pencegahan penyakit ini.
PAPARAN SINAR MATAHARI
Hubungan antara
paparan sinar matahari dengan neoplasma kulit juga telah dibuktikan dengan
jelas. Timbulnya kanker kulit nonmelanomatous dan melanoma terus meningkat dalam
10 tahun terakhir, sebanding dengan peningkatan masyarakat yang suka berjemur
di bawah sinar matahari. Pada periode waktu yang sama, perlindungan dari
paparan sinar ultraviolet secara normal diberikan oleh lapisan ozon. Kulit yang
terbakar sinar matahari memiiki resiko yang tinggi. Melanoma dan kanker kulit
dapat dicegah dangan mengurangi paparan sinar matahari dan dengan menggunakan
tabir surya dan sunblock pada kulit yang terkena sinar matahari ( SPF 15 atau
lebih ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar